Kamis, 21 April 2016

Pemasaran Jasa Pendidikan melalui Media Cetak dan Elektronik (Studi Kasus di SD Brawijaya Smart School)



PEMASARAN JASA PENDIDIKAN MELALUI MEDIA CETAK DAN ELEKTRONIK
(Studi Kasus di SD Brawijaya Smart School)





PROPOSAL PENELITIAN
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Metodologi Penelitian Kualitatif
yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Huda A.Y., M.Pd





Oleh

Ulfatul Jannah
130131600377





Description: images.jpeg
















UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Desember 2015

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI........................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN
A.    Konteks Penelitian.................................................................................... 1
B.     Fokus Penelitian........................................................................................ 2
C.     Tujuan........................................................................................................ 3
D.    Kegunaan Penelitian ................................................................................. 3
E.     Definisi Istilah .......................................................................................... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.    Konsep Dasar Pemasaran Jasa Pendidikan............................................... 6
1.      Sasaran Pemasaran Jasa Pendidikan ................................................... 7
2.      Komponen Pemasaran Lembaga Pendidikan...................................... 14
3.      Faktor-Faktor Kunci dalam Kesuksesan Proses Pemasaran Lembaga Pendidikan          15
B.     Pemasaran Jasa Pendidikan melalui Media Cetak dan Elektronik............ 17
1.      Pemasaran Melalui Orang.................................................................... 17
2.      Buku Sebaran ..................................................................................... 18
3.      Materi Tertulis Lainnya....................................................................... 19
4.      Media ................................................................................................. 19
5.      Periklanan ........................................................................................... 20
6.      Pertemuan Terbuka dan Kegiatan Lainnya......................................... 20
7.      Video Promosi..................................................................................... 20
8.      Promosi Kelompok ............................................................................. 20
9.      Teknik-Teknik Komunikasi Lainnya................................................... 21

BAB III METODE PENELITIAN
A.    Pendekatan dan Jenis Penelitian............................................................... 22
B.     Kehadiran Peneliti..................................................................................... 23
C.     Lokasi Penelitian....................................................................................... 23
D.    Sumber Data ............................................................................................. 24
E.     Prosedur Pengumpulan Data .................................................................... 25
F.      Analisis Data ............................................................................................ 27
G.    Pengecekan Keabsahan Data ................................................................... 28
H.    Tahap-Tahap Penelitian ............................................................................ 30
DAFTAR RUJUKAN.......................................................................................... 32


BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini memaparkan tentang: (a) konteks penelitian, (b) fokus penelitian, (c) tujuan penelitian, (d), kegunaan penelitian, dan (e) definisi istilah.
A.  Konteks Penelitian
Pendidikan merupakan proses untuk membentuk seseorang  menjadi individu yang memiliki pengetahuan dan berkarakter kuat. Selain itu, proses pendidikan juga ditujukan untuk menyiapkan kedewasaan dan kematangan seseorang, baik proses pendidikan yang diperoleh dari pendidikan formal maupun pendidikan nonformal. Pendidikan memegang peranan penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kesuksesan pelaksanaan program pendidikan di sekolah dapat dilihat dari seberapa besar tingkat partisipasi masyarakat untuk ikut mensukseskan program pendidikan karena pendidikan tidak pernah terlepas dari partisipasi masyarakat. Adanya pendidikan adalah untuk masayarakat. Di zaman yang semakin berkembang, persaingan lembaga pendidikan untuk menarik minat pelanggan banyak upaya-upaya yang dilakukan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah cara pemasaran yang dilakukan sekolah untuk menarik minat para pelanggan pendidikan. Pemasaran jasa pendidikan sangat penting dilakukan oleh suatu lembaga pendidikan. Selain hal tersebut, juga harus ada manajemen hubungan sekolah dan masyarakat. Suatu sekolah dapat dikatakan baik jika hubungan sekolah dan masyarakat juga terjalin dengan baik pula. Beberapa upaya dilakukan oleh sekolah untuk menjalin hubungan baik dengan masyarakat yang bertujuan agar masyarakat juga mendukung dan dapat berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan pendidikan.
Semakin maraknya persaingan antara satu lembaga pendidikan dengan lembaga pendidikan yang lain, maka mendorong suatu sekolah untuk selalu melakukan inovasi baru untuk dapat menarik minat pelanggan. Inovasi yang dilakukan dapat berupa pembaharuan teknik pemasaran jasa pendidikan yang digunakan. Oleh karena itu sekolah harus selalu menciptakan inovasi-inovasi baru untuk dapat bersaing dengan lembaga pendidikan yang lain dan dapat disesuaikan dengan perkembangan teknologi. Sekolah harus selalu dapat mempertimbangkan teknik pemasaran yang akan digunakan agar dapat sesuai dengan perkembangan zaman agar nantinya dapat bersaing dengan dunia global.
Berdasarkan fenomena tersebut peneliti memilih lokasi untuk melaksanakan penelitian yang terkait dengan teknik hubungan sekolah dan masyarakat melalui media cetak dan elektronik di SD Brawijaya Smart School (SD BSS) yang merupakan salah satu sekolah dasar swasta favorit di Kota Malang terbukti dengan banyaknya peserta didik dan suksesnya pelaksanaan humas di SD BSS. Brawijaya smart school  (BSS) merupakan lembaga pendidikan dasar swasta yang berada dibawah naungan UPT BSS UB. Saat ini SD BSS meraih akreditasi A, ( Amat Baik). Oleh karena itu, SD BSS mampu menarik perhatian masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya disana.
B.  Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian pada konteks penelitian, fokus penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.    Bagaimanakah gambaran makna pemasaran jasa pendidikan yang digunakan di SD BSS?
2.    Siapakah sasaran pemasaran jasa pendidikan di SD BSS?
3.    Faktor kunci apa sajakah yang digunakan untuk mencapai kesuksesan proses pemasaran jasa pendidikan?
4.    Teknik apa saja yang paling efektif digunakan untuk mensukseskan pemasaran jasa pendidikan?

C.  Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian yang telah dijabarkan, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.    Mendeskripsikan gambaran makna pemasaran jasa pendidikan;
2.    Mendeskripsikan sasaran pemasaran jasa pendidikan di SD BSS;
3.    Mendeskripsikan faktor kunci yang digunakan untuk mencapai kesuksesan proses pemasaran jasa pendidikan;
4.    Mendeskripsikan teknik yang paling efektif digunakan dalan pemasaran jasa pendidikan.

D.  Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.    Bagi kepala sekolah SD Brawijaya Smart School, dhiarapkan hasil penelitian ini dapat mengevaluasi penggunaan teknik pemasaran jasa pendidikan yang digunakan agar tetap dapat bersaing dengan lembaga swasta dasar lainnya;
2.    Bagi Wakil Humas, diharapkan dapat mempertahankan eksistensi sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan dasar swasta favorit yang terdapat di Kota Malang dan tetap menjaga kepercayaan pelanggannya (masayarakat);
3.    Bagi para dosen dan ketua Jurusan Administrasi Pendidikan (AP), perolehan hasil penelitian ini dapat menambah referensi tentang manajemen kehumasan dalam memasarkan lembaga pendidikan khususnya jurusan Administrasi Pendidikan;
4.    Bagi peneliti lainnya, hasil riset ini dapat digunakan sebagai literatur kepustakaan dalam bidang pendidikan khususnya sekolah dasar tentang penggunaan teknik kehumasan berdasarkan substansi hubungan masyarakat (humas).

E.  Definisi Istilah
Kemudahan dalam memahami isi penelitian agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam mengartikan penelitian ini. Istilah-istilah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.    Pemasaran jasa pendidikan merupakan aktivitas untuk memasarkan atau memperkenalkan sekolah baik dari segi jasa yang ada, sarana dan prasarana, maupun program unggulan yang ada di SD BSS.
2.    Media cetak adalah suatu media yang mengutamakan pesan secara visual yang terdiri dari lembaran dengan sejumlah kata atau gambar yang dapat menyampaikan informasi sesuai dengan kebutuhan lembaga pendidikan.
3.    Media elektronik adalah suatu alat yang menggunakan energi elektromagnetis bagi pengguna akhir yang dapat dilihat serta dapat didengar oleh penggunanya sebagai media penyampaian informasi.






















BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang uraian teori yang relevan dengan fokus yang diteliti sebagai berikut ini: (a) konsep dasar pemasaran jasa pendidikan, dan (b) pemasaran jasa pendidikan melalui media cetak dan elektronik.
A.   Konsep Dasar Pemasaran Jasa Pendidikan
Menurut Menurut Lockhart dalam Wijaya (2012:16) pemasaran jasa pendidikan adalah “cara untuk melakukan sesuatu dimana siswa, orangtua siswa, karyawan sekolah, dan masyarakat menganggap sekolah sebagai institusi pendukung masyarakat yang berdedikasi untuk melayani kebutuhan pelanggan jasa pendidikan”. Selain itu Kotler dan Fox dalam Wijaya (2012:16) mengemukakan “definisi pemasaran yang digunakan secara khusus pada sekolah sebagai analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program yang dirumuskan secara hati-hati, yang dirancang untuk menghasilkan pertukaran nilai secara sukarela dengan pasar sasaran/pasar target jasa pendidikan untuk mencapai tujuan sekolah”. Jadi dari berbagai pendapat tentang pengertian pemasaran pendidikan, maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran jasa pendidikan merupakan aktivitas untuk memasarkan atau memperkenalkan sekolah baik dari segi jasa yang ada di sekolah, sarana dan prasarana sekolah, maupun program-program unggulan yang ada di sekolah yang bertujuan untuk menjalin hubungan baik dengan masyarakat agar masyarakat dapat berpartisipasi terhadap kesuksesan penyelenggaraan pendidikan. Aktivitas pemasaran jasa pendidikan lebih dari aktivitas penjualan, periklanan, dan promosi untuk menciptakan permintaan jasa pendidikan. Pemasaran jasa pendidikan berarti meliputi segala aktivitas untuk memperkenalkan sekolah serta sebagai alat untuk mengenalkan sekolah secara konsisten dan efektif sebagai pilihan pendidikan terbaik bagi siswa dan orangtua siswa yang merupakan aset bagi masyarakat.
Aktivitas pemasaran jasa pendidikan merupakan aktivitas yang dilakukan oleh sekolah untuk mengembangkan pemasaran jasa pendidikan, hubungan sekolah dan masyarakat, serta komunikasi pemasaran jasa pendidikan. Alat pemasaran jasa pendidikan meliputi brosur, surat kabar, periklanan, atau situs web (website) sekolah yang mendukung aktivitas pemasaran jasa pendidikan. Pemasaran jasa pendidikan lebih dari aktivitas dan alat pemasaran jasa pendidikan karena merupakan cara berpikir. Dalam hal ini, pemasaran jasa pendidikan meliputi aktivitas untuk merancang penawaran jasa pendidikan, memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar sasaran jasa pendidikan, serta menggunakan kebijakan penentuan harga (pricing), komunikasi, dan distribusi jasa pendidikan yang efektif untuk menginformasikan, memotivasi, dan melayani pasar jasa pendidikan.
1.    Sasaran Pemasaran Jasa Pendidikan
Khalayak sasaran dalam pemasaran atau promosi sekolah adalah mereka yang dapat menjadi masukan suatu sekolah. Menurut Maisyaroh (2004:38) “sasaran pemasaran lembaga pendidikan adalah calon peserta didik dan orangtua peserta didik, serta masyarakat luas pada umumnya”.
Menurut Davies & Ellison dalam Maisyaroh (2004:38) “seluruh sasaran tersebut apabila dikelompokkan terpusat dalam sasaran internal dan eksternal. Yang dimaksud dengan sasaran internal adalah para guru, siswa dan staf yang sedang bersekolah beserta orangtua/wali mereka, sasaran internal ini sering disebut warga sekolah. Sedangkan sasaran/pasar eksternal adalah masyarakat atau komunitas yang lebih luas yang tertarik terhadap sekolah yang dipasarkan atau dipromosikan”.

Menurut Tim Dosen AP UPI (2009:342) pemasaran pendidikan mempunyai 7 elemen pokok yaitu:
a.    Product, merupakan hal yang paling mendasar  yang akan menjadi pertimbangan preferensi pilihan bagi customer, merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada customer yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Produk memiliki lima tingkatan, yaitu:
1)   Core benefit adalah manfaat dasar yang sebenarnya dibeli oleh customer.
2)   Basic product atau versi dasar dari suatu produk dalam hal ini adalah pengetahuan dan keterampilan yang memiliki ciri khas.
3)   Expected product yaitu sejumlah atribut yang menyertai diantaranya adalah kurikulum, silabus, tenaga pendidik dan lain sebagainya.
4)   Augmented product merupakan produk tambahan dengan tujuan agar berbeda dengan produk pesaing, misalnya output dari lembaga tersebut mampu berbahasa inggris baik lisan maupun tulisan, komputer, bahasa arab dan sebagainya.
5)   Potensial product yaitu seluruh tambahan dan perubahan yang mungkin di dapat produk tersebut dimasa depan diantaranya adalah pengakuan lulusan lembaga tersebut.
b.    Price, merupakan elemen yang berjalan sejajar dengan mutu produk, dimana apabila mutu produk baik, maka calon peserta didik berani membayar lebih tinggi sepanjang dirasa dalam batas kejangkauan pelanggan pendidikan. Salah satu strategi yang sekarang di kembangkan dibeberapa perguruan tinggi adalah skimming price artinya adalah memasang harga yang setinggi-tingginya pada saat mulai dipasarkan dengan jaminan bahwa produk yang ditawarkan memang berkualitas tinggi sehingga tidak mengecewakan konsumennya akan tetapi ketika hendak menetapkan harga sebaiknya lembaga pendidikan memperhatikan sasaran yang hendak dicapai, yaitu:
1)   Sasaran yang berorientasi pada keuntungan yang bertujuan untuk mencapai target pengembalian investasi, untuk memperoleh laba maksimum,
2)   Sasaran yang berorientasi pada penjualan yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan, mempertahankan atau meningkatkan market share,
3)   Sasaran yang berorientasi status quo yang bertujuan untuk menstabilkan harga dan menghadapi pesaing.
c.    Place, adalah letak lokasi sekolah mempunyai peranan yang sangat penting, karena lingkungan dimana jasa disampaikan merupakan bagian dari nilai dan manfaat jasa yang dipersepsikan cukup berperan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pilihan. Yang perlu diperhatikan adalah:
1)   Akses yaitu kemudahan mencapai lokasi,
2)   Vasibilitas yaitu lembaga tersebut dapat terlihat dengan jelas keberadaan fisiknya,
3)   Lalu lintas dalam arti tingginya tingkat kemacetan akan mempengaruhi minat customer terhadap penyediaan jasa tersebut,
4)   Tempat parker yang luas,
5)   Ekapansi yaitu dengan ketersediaan lahan untuk kemungkinan perluasan usaha,
6)   Persaingan yaitu dengan memperhitungkan lokasi pesaing kita,
7)   Peraturan pemerintah yaitu ketentuan pemerintah tentang peruntukan lahan sesuai dengan stanar oelayanan minimum yang harus dianut oleh setiap lembaga pendidikan.
d.      Promotion, merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran yaitu aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/ membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas lembaga dan produknya agar tersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan oleh lembaga tersebut. Yang harus dipertimbangkan adalah bentuk komunikasi, khususnya iklan (advertising), penjualan personal (personal selling), promosi penjualan (sales promotion) dan publisitas (publicity). Cowel dalam Tim Dosen AP UPI (2009:344) secara garis besar tujuan promosi adalah:
1)   Membangun kepedulian dan ketertarikan terhadap produk jasa dan lembaga penyedia jasa,
2)   Membedakan jasa yang ditawarkan dan lembaga dari pesaing,
3)   Mengkomunikasikan dan menggambarkan kelebihan dari jasa yang tersedia atau lembaga penyedia jasa tersebut,
4)   Membujuk customer untuk membeli dan menggunakan jasa tersebut.
5)   Promosi ini lebih ini lebih diarahkan pada lembaga penyedia jasa pendidikan sehingga pengaruh image lembaga tersebut berperan penting terhadap penjatuhan pilihan customer, promosi yang berlebihan mempunyai hubungan korelatif yang negatif daya tarik peminat.
e.       People, menyangkut peranan pemimpin dan civitas akademika dalam meningkatkan cara lembaga, dalam arti semakin berkualitas unsur pemimpin dan civitas akademika dalam melakukan pelayanan pendidikan maka akan meningktkan jumlah cutomer. Juga merupakan pendidik yang seharusnya mempunyai empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogi, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
1)      Kompetensi Pedagogik adalah:
a)    Memahami dengan baik-baik dan ciri-ciri peserta didik yang tumbuh dan berkembang terus menerus,
b)   Memahami potensi-potensi anak didik dan cara membantu mengembangkan serasi, seimbang dan total,
c)    Memahami teori bagaimana setiap anak memiliki karakteristik khusus yang tidak sama,
d)   Menguasi berbagai model dan strategi pembelajaran sehingga murid betul-betul belajar dengan efektif dan kreatif,
e)    Menguasi cara-cara menerapkan ICT dalam proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran berjalan dengan efektif,
f)    Menguasi bahasa Indonesia yang baik dan benar yang diperunakan sebagai medium of instruction yang efektif,
g)   Menguasi bagaimana pendekatan pedagogic dalam setiap mebghadapi permasalahan pembelajaran yang melibatkan peserta didik,
h)   Menguasai bagaimana merancang proses belajar mengajar yang komprehensiv yang mencangkup berbagai unsur yang diperlukan dalam suatu proses pembelajaran yang produktif,
i)     Menguasai sebagaimana menialai kemajuan belajar peserta didik secara total,
j)     Menguasai bagaimana membimbing anak bila menghadapi persoalan dalam pembelajaran,
k)   Menguasai prinsip dan proses bagaimana mengelola proses belajar mengajar termasuk mengelola kelas sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif dan hidup serta memungkinkan terjadinya dan tumbuhnya kratifitas anak dalam pembelajaran.
2)      Bidang kepribadian diantaranya:
a)    Memiliki komitmen dan kemauan tinggi dalam melakukan tugasnya sebagai guru profesional,
b)   Memiliki rasa kasih sayang kepada peserta didik tanpa membeda-bedakan,
c)    Memiliki rasa tanggung jawab yang kokoh dlam melaksankan fungsinya sebagai guru,
d)   Beraklak mulia. 
3)   Bidang professional diantaranya:
a)    Menguasai substansi atau materi atau isi teaching subjects atay mata pelajaran yang menjadi bidang keahlian,
b)   Menguasi learning equipment dan earning resources yang diperlakukan dalam proses belajr mengajar,
c)    Menguasai bagaimna mengelola learning resources dari lingkungan hidup sehingga dapat dipergunakan untuk mendukung proses pembelajaran,
d)   Menguasi bagaimana menerapkan teknologi informasi dalam upaya meningkatkan efektivitas belajar anak,
e)    Menguasai bagaimana menyusun rencana pelajaran yang mengemas isi, media teknologi dan values dalam setiap proses pembelajaran.
4)   Bidang Sosial, adalah:
a)      Memahami berbagai faktor yang berpengaruh dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung proses pembelajaran,
b)      Mengerti berbagai faktor sosial-kultural dan ekonomi yang berpengaruh terhadap proses pendidikan peserta didik,
c)      Memahami pentingnya hubungan antara sekolah dengan orangtua dan disekolah secara langsung atau tidak langsung,
d)     Mengerti nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dan dijunjung tinggi oleh masyarakat yang merupakan watak dan kepribadian peserta didik,
e)      Memahami pendekatan-pendekatan yang diterapkan disekolah untuk menarik masyarakat untuk berperan serta dalam pendidikan putra-putri mereka disekolah sesuai dengan kapasitas dan fungsi mereka,
f)       Menguasai dan memahami perubahan-perubahan akubat dampak globalisasi yang mempengaruhi keseluruhan aspek kehidupan termasuk proses pembelajaran dan bagaimana mengendalikan perubahan tersebut agar tidak terjadi pengaruh nagatif terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
f.     Physical evidence, merupakan sarana dan prasarana yang mendukung proses penyampaian jasa pendidikan sehingga akan membantu tercapainya janji lembaga kepada pelangganya.
g.    Process, proses penyampaian jasa pendidikan merupakan inti dari seluruh pendidikan, kualitas dalam seluruh elemen yang menunjang proses pendidikan menjadi hal yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan proses pembelajaran sekaligus sebagai bahan evaluasi terhadap pengelolaan lembaga pendidikan dan citra yang terbentuk akan membentuk circle dalam merekrut pelanggan pendidikan.

2.    Komponen Pemasaran Lembaga Pendidikan
Menurut Maisyaroh (2004:40) komponen pemasaran Lembaga Pendidikan yaitu:
a.       Komponen input
b.      Komponen proses
Komponen proses meliputi:
1)   Strategic Intent
Strategic Intent adalah suatu proses mengikat dan memadukan semua komponen yang memfokus dan mengarah pada tujuan, visi, dan misi sekolah. Ini berarti tujuan, visi, misi sekolah hendaknya dijadikan sebagai fokus pemasaran sekolah.

2)   Strategic Market Analysis
Strategic Market Analysis adalah kegiatan yang berkenaan dengan penelitian pasar ke sejumlah area kunci, yaitu lingkungan sekolah, competitor, klien, produk, dan layanannya. Apabila analisis ini telah dilakukan, pengelola sekolah mengintegrasikan dan mengintrepretasikan temuannya sebelum membuat keputusan tentang implementasi strategi pemasaran.
3)   Marketing Implementation (Implementasi Pasar)
Tahap ketiga dalam proses pemasaran setelah dilakukan strategi analisis yaitu implementasi pemasaran. Kegiatan yang perlu dilakukan yaitu pendekatan dan teknis pemasaran, implementasi rencana pemasaran, dan evaluasi pemasaran.
c.       Komponen output
Komponen output tampak pada lulusan sekolah. Output yang berkualitas diindikasikan pada lulusan yang dapat menyesuaikan diri dan diterima di masyarakat, diterima di lapangan kerja atau diterima di jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Kalau semua komponen input, proses dan output berkualitas maak secara internal lembaga pendidikan sudah baik. Kalau lembaga pendidikan baik maka masyarakat akan memandang positif terhadap keberadaan lembaga pendidikan.
3.    Faktor-Faktor Kunci dalam Kesuksesan Proses Pemasaran Lembaga Pendidikan
Menurut Lupiyoadi dan Hamdani dalam Wijaya (2012:24) ada lima langkah yang dapat dilakukan untuk meraih kesuksesan pemasaran jasa (termasuk jasa pendidikan), yaitu sebagai berikut:
a.    Memperbaruhi jasa pendidikan yang ditawarkan.
Sekolah sebaiknya menyesuaikan diri dan memperbarui jasa pendidikan yang ditawarkan, dibandingkan dengan melakukan rancangan paket jasa pendidikan yang sempurna ketika peluncuran jasa pendidikan. Hal ini didasarkan pada teori ekonomi sektor jasa, yaitu pergeseran kurva kebutuhan konsumen dan dari kebutuhan untuk melakukan perluasan jasa kemudian berkembang menjadi segmen majemuk.
b.    Melokalisasi sistem titik pelayanan (point of service) jasa pendidikan.
Masalah yang dihadapi pemasar jasa pendidikan adalah penggunaan jasa pendidikan karena jasa pendidikan tidak dapat disimpan sehingga harus digunakan sesegera mungkin apabila dibutuhkan. Sekolah merupakan produsen jasa pendidikan, sehingga harus selalu meningkatkan kemampuannya untuk menyediakan jasa pendidikan yang dimilikinya agar memudahkan pelanggan jasa pendidikan memperoleh jasa pendidikan. Sekolah perlu meniru distribusi jasa koran karena dampak penting penyampaian produk jasa pendidikan bagi pelanggan jasa pendidikan dari segi sistem lokalisasi titik pelayanan adalah masalah distribusi jasa pendidikan.
c.    Melakukan kontrak jasa pendidikan untuk mengikat pelanggan jasa pendidikan.
Pemasar jasa pendidikan harus berusaha menarik dan mempertahankan pelanggan jasa pendidikan dengan menggunakan sistem kontrak jasa pendidikan atau memberikan status keanggotaan (member) melalui fasilitas dan kemudahan tertentu.
d.   Menggunakan kekuatan informasi jasa pendidikan.
Jasa pendidikan sangat peka terhadap kemajuan teknologi dan informasi karena data pelanggan jasa pendidikan, transaksi jasa pendidikan, dan karyawan sekolah merupakan informasi penting, sehingga dapat membedakan kita dengan sekolah kompetitor yang mempengaruhi kualitas jasa pendidikan.
e.    Menentukan nilai strategis jasa pendidikan bagi pelanggan jasa pendidikan.
Penilaian terhadap nilai strategis jasa pendidikan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
1)      Seberapa besar ukuran dan pertumbuhan subsegmen usaha jasa pendidikan? Bagaimana tingkat permintaan jasa pendidikan?
2)      Bagaimana tingkat persaingan jasa pendidikan? Apakah terjadi penawaran jasa pendidikan yang berlebihan?
3)      Apakah sekolah telah menunjukkan kekuatannya untuk memperbaiki kualitas jasa pendidikan?
4)      Seberapa baik sistem titik pelayanan jasa pendidikan telah terlokalisasi?
5)      Apakah kecenderungan untuk berpindah (switching) ke jasa lainnya telah menjadi hambatan tersendiri? Apakah dibutuhkan kontrak jasa pendidikan untuk mengantisipasinya?
6)      Apakah kekuatan informasi jasa pendidikan itu sangat penting atau justru menjadi ancaman?

B.  Pemasaran Jasa Pendidikan melalui Media Cetak dan Elektronik
Menurut Maisyaroh (2004:38) teknik pemasaran lembaga pendidikan antara lain:
a.    Pemasaran Melalui Orang
Komunikasi lisan perlu dilakukan oleh setiap individu. Komunikasi ini perlu dikelola secara baik. Terkait dengan program humas, komunikasi lisan yang perlu dikelola dengan baik yaitu siswa, orangtua, para pejabat profesional, dan masyarakat. Siswa dan orangtua siswa merupakan pasar internal suatu lembaga pendidikan. Untuk itu pihak lembaga pendidikan perlu melakukan komunikasi yang baik terhadap siswa dan orangtua siswa. Para pejabat profesional, guru-guru senior, kepala sekolah dari sekolah lain juga perlu ada komunikasi yang baik, seringkali orangtua bila menghadapi masalah tentang anaknya mereka terkonsultasi dengan pejabat profesional ini. Selanjutnya masyarakat juga diajak berkomunikasi masyarakat dapat menjadi kekuatan penentu image sekolah di masyarakat secara luas.
b.    Buku Sebaran (Prospektus), Brosur dan Pamphlet
Prospektus adalah buku pedoman atau buku petunjuk yang berisi informasi dasar tentang sekolah seperti nama kepala sekolah dan dewan penyelenggara sekolah, kurikulum, perubahan kebijakan, dan ketentuan seragam siswa. Prospectus seharusnya senantiasa menyajikan data-data yang terbaru, akurat dan dicetak setiap tahun. Prospectus dirancang sebagai dokumen promosi yang menarik yang dapat ditunjang oleh materi lain untuk promosi atau informasi. Kesan pertama terhadap sekolah sangat penting dan hal ini dapat ditunjukkan dengan prospectus yang dibuat dengan menonjolkan poin-poin penting tentang berbagai kelebihan sekolah. Kesan ini dapat juga ditunjukkan dengan membuat foto yang menggambarkan karakteristik sekolah yang dilengkapi teks dan grafik yang merefleksikan harapan klien dalam komunitas sekolah tersebut.
Brosur adalah bentuk singkat dari prospektus yang dapat memiliki isi yang sedikit berbeda dari prospektus. Brosur digunakan untuk tujuan publisitas, biasanya menampilkan informasi yang dibutuhkan bagi masyarakat luas. Brosur yang menarik membutuhkan biaya pembuatan yang cukup tinggi.
Pamflet adalah jenis publikasi yang berbentuk kertas (ukuran A3/A4) yang dilipat sedemikian rupa yang dapat disebarkan ke daerah yang lebih luas dan mencakup calon siswa yang lebih beraneka ragam daripada prospektus atau brosur. Seringkali pamflet lebih berharga karena menampilkan nama, jenis sekolah dan denah sekolah dan informasi lainnya tentang sekolah. Sebuah pamflet hendaknya menarik secara visual, menjelaskan tentang sekolah secara singkat dan jelas, menggambarkan denah sekolah, menggambarkan visi, misi, tujuan dan kekuatan sekolah, menggunakan kosakata yang sesuai dan menarik, menggunakan ilustrasi yang baik. Kualitas pamflet tergantung pada pertimbangan biaya pembuatan dan publikasi yang dilakukan oleh sekolah di daerah yang sama. Pamflet hendaknya memiliki nilai lebih dibandingkan dengan publikasi sekolah lain (misalnya dengan menampilkan gambar berwarna).
c.    Materi Tertulis Lainnya
Tulisan yang dimaksud berupa identitas lembaga (logo disertai tulisan singkat identitas lembaga), surat menyurat secara umum, informasi aplikasi pekerjaan, surat kabar, pilihan kurikulum sekolah dan booklet, rapor sekolah atau catatan prestasi siswa, surat dan informasi tentang kunjungan sekolah, laporan khusus untuk orangtua siswa.
d.   Media
Media lokal dan nasional bisa digunakan untuk mempromosikan sekolah. Berbagai media elektronik juga sangat efektif untuk dimanfaatkan sebagai media promosi sekolah. Sekolah juga dapat mendirikan sendiri media promosi ini misalnya stasiun radio atau televisi. Telivisi adalah jenis media yang dapat digunakan untuk mempromosikan sekolah pada masyarakat luas (terutama setelah memperoleh prestasi yang sangat membanggakan) namun membutuhkan biaya yang cukup mahal. Radio lokal dapat dipergunakan untuk memperkenalkan sekolah lewat iklan yang lebih murah, efektif, dan mengena pada klien(calon siswa). Selain itu sekolah dapat juga membuat iklan di surat kabar daerah.
e.    Periklanan
Beberapa bentuk alternatif periklanan sekolah: (1) lowongan kerja untuk staf atau guru dengan tetap memperhatikan jenis media yang tepat dan efisien, (2) kegiatan sekolah, kegiatan rutin atau insidental sekolah dapat pula diliput melalui surat kabar, radio, pamflet, dan lain-lain untuk menariki perhatian calon siswa dan orangtua, (3) rekrutmen siswa, beberapa sekolah menggunakan periklanan ekstensif untuk menarik siswa baru (melalui surat kabar atau radio) maupun tetap menggunakan cara yang etis dan sesuai, apalagi jika ditunjang dengan pamflet ke sekolah lain.
f.     Pertemuan Terbuka dan Kegiatan Lain
Walaupun kegiatan formal terbuka sering diadakan untuk para orangtua calon siswa baru, namun ada beberapa kesempatan untuk mempromosikan sekolah, yaitu pertemuan terbuka, kegiatan seni budaya dan olahraga sekolah, partisipasi dalam berbagai perlombaan, dan kegiatan persatuan orangtua murid.
g.    Video Promosi
Sekolah dapat memilih salah satu dari kedua hal berikut dalam pembuatan video promosi: video yang dibuat oleh sekolah yang menunjukkan aspek-aspek kehidupan sekolah, dan video yang diproduksi secara professional yang dapat diperlihatkan kepada audiens yang lebih luas dan berkualitas lebih bagus.
h.    Promosi Kelompok
Beberapa ide pengembangan yang ada adalah pembentukan kelompok sekolah yang bersatu untuk memasarkan paket pendidikan. Kerjasama antar sekolah dan kontinuitas akan menarik perhatian orangtua siswa. Brosur pendidikan juga dapat berupa brosur kerjasama (gabungan). Kelompok yang dapat dimanfaatkan misalnya KKKS (Kelompok Kerja Kepala Sekolah), MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran), dsb
i.      Teknik-Teknik Komunikasi Lainnya
Untuk meningkatkan kesan dan reputasi sekolah, ada beberapa teknik yang bisa digunakan, yaitu nama sekolah, seragam yang berbeda, papan nama petunjuk arah sekolah, dan lain-lain.



















BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini memaparkan tentang: (a) pendekatan penelitian dan jenis penelitian, (b) kehadiran peneliti, (c) lokasi penelitian, (d) sumber dana, (e) prosedur pengumpulan data, (f) analisis data, (g) pengecekan keabsahan data, (h) tahap-tahap penelitian.

A.  Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Menurut Johnson & Christensen (2004:358) “Qualitative research profer to study the world as it naturally occurs, without manipulating”. Artinya pada penelitian kualitatif lebih mengamati dunia terjadi secara alami tanpa manipulasinya. Sejalan dengan hal tersebut, penelitian kualitatif merupakan “suatu proses penelitian yang dilakukan secara sistematis dan intensif untuk memperoleh pengetahuan tentang fenomena sosial dengan menggunakan fenomena sosial itu sendiri”. hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Wiyono (2007:72) . Williams (dalam Moleong, 2010:5) menjelaskan “penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah dengan menggunakan metode ilmiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah”. Berdasarkan pendapat tersebut, maka penelitian kualitatif lebih menekankan pada pemahaman tentang fenomena sosial ditinjau dari subjek penelitian. Penelitian ini menggunakan metodologi studi kasus (case study). Menurut Myers dalam Saroso (2012:72) “penelitian dengan menggunakan studi kasus peneliti perlu menguasai teori dan hasil penelitian yang terperinci dan terkait dengan topik yang diteliti”. pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif karena ingin mendeskripsikan dan menganalisis secara intensif dan terperinci mengenai pemasaran jasa pendidikanmelalui media cetak dan elektronik di SD Brawijaya Smart School.
Peneliti mendeskripsikan pemasaran jasa pendidikanmelalui media cetak dan elektronik di SD BSS dalam bentuk kata-kata tertulis dengan informasi yang didapat dari para narasumber serta hasil pengmatan dan dokumentasi sekolah.
B.  Kehadiran Peneliti
Peneliti merupakan instrumen kunci dalam pengumpulan data sehingga peneliti dapat memperoleh data yang sesungguhnya. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Wiyono (2007:74) “peneliti merupakan instrumen penelitian karena manusia memiliki sifat responsif, adaptif, holistik, serta ekspansif, dan langsung”. Menurut Moleong (2005:163) “ciri khas dari penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamat berperan serta namun peranan peneliti adalah yang menentukan keseluruhan skenarionya”. Peneliti dalam proses pengambilan data terlihat secara langsung ke sasaran penelitian tanpa mengandalkan kuesioner, tes atau instrumen penelitian lainnya. Kehadiran peneliti di lapangan mutlak diperlukan agar tercipta hubungan dengan informan. Peneliti dalam kegiatan di lapangan melakukan mempersiapkan rencana, mengumpulkan data yang dibutuhkan, menganalisa hasil temuan, menyimpulkan hasil dan menyusun dalam laporan. Kehadiran peneliti dalam melakukan penelitian secara langsung di lapangan maka data yang akan diperoleh semakin akurat dan terpercaya.
C.  Lokasi Penelitian
Lembaga pendidikan yang akan diteliti adalah SD Brawijaya Smart School yang berada di Jalan Cipayung Nomor 8 kelurahan Ketawang Gede Kecamatan Lowok waru Kota Malang. Luas lahan sekolah yaitu kurang ± 2940 m2. Letak sekolah ini sangat strategis karena terletak pada lintas kota yang lokasi sekolahnya berada di wilayah Universitas Negeri Brawijaya Malang. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.1 seperti berikut:
Description: Screenshot_2015-12-01-10-52-05.png 









Gambar 1.1 Peta Lokasi SD Brawijaya Smart School
Sumber: www.maps.google.com diakses tanggal 01 Desember 2015.


D.  Sumber Data
Peneliti mendapatkan data dengan mengumpulkan dara dari sumber primer dan sumber sekunder. Peneliti menunjuk seseorang yang dapat memberikan data secara langsung tentang pemasaran jasa pendidikan sedangkan untuk mengumpulkan data sekunder peneliti mendapatkan dari dokumen sekolah. Dokumentasi ini berupa gambar, foto dan dokumen yang terdiri dari dokumen pribadi serta resmi yang sesuai dengan fokus penelitian.
Peneliti menggunakan informan kunci (key person) untuk mengetahui data sesuai dengan fokus yang diteliti pada suatu wawancara. informan kunci diketahui saat peneliti menjajaki lapangan yang merupakan informasi tahap awal yang didapat peneliti. Hal ini sesuai dengan pendapat Ulfatin (2013:176) yang menyatakan “penetapan informan kunci biasanya menunjuk pada orang yang diasumsikan memiliki banyak informan tentang situasi yang terjadi terkait dengan fokus penelitian”. Namun dalam penelitian ini selain informan kunci pemilihan layak atau tidaknya informan yang ditentukan pengetahuan dan pengalaman peneliti.
E.  Prosedur Pengumpulan Data
Menurut Lodico, Spaulding dan Voegtle (2010:15) “qualitative approaches collect data through observation, interviews, and documen analysis and summarize the findings primarily through narative or verbal means”. Artinya, pendekatan penelitian kualitatif mengulkan data melalui analisis observasi, wawancara dan dokumentasi serta merangkum temuan dengan narasi atau lisan. Dalam peneliti ini menggunakan beberapa prosedur dalam pengumpulan data yang digunakan dalam memperoleh data yang dibutuhkan untuk menjawab fokus penelitian yang telah dirancang. Prosedur pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.
1.    Observasi
Menurut Wiyono (200&:78) bahwa “langkah pertama yang biasa dilakukan dalam proses pengumpulan data kualitatif adalah mengadakan pengamatan dan observasi. Observasi merupakan dasar memperoleh fakta sebelum menggunakan teknik pengumpulan data lainnya”. Dalam penelitian ini peneliti menyajikan data yang diperoleh sebagaimana yang ada pada saat penelitian. Melalui hal tersebut dapat diperoleh data yang sesuai dengan fokus penelitian.
2.    Wawancara
Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh peneliti dengan subjek penelitian. Sejalan dengan pendapat Sugiyono (2012:317) “wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonsultasikan seksama dalam suatu topik tertentu”. Tujuan wawancara adalah untuk memperoleh informasi yang lebih dalam, mengkonstruksi dan memproyeksi mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan dan kepedulian. Peneliti dalam beberapa tahapan yaitu: (1) menetapkan informan yang akan diwawancarai, (2) menyusun draf pertanyaan, (3) melakukan wawancara sesuai jadwal yang telah disepakati oleh kedua belah pihak, yaitu peneliti dengan sekolah, (4) menghentikan wawancara apabila data yang diperoleh telah cukup sesuai kebutuhan, dan (5) menyusun hasil wawancara dalam bentuk catatan lapangan.
3.    Dokumentasi
Peneliti memperoleh fakta dan bukti melalui dokumentasi. Menurut Sugiyono (2012:329) “dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang”. Hal ini sejalan dengan Nasirin (2009:610) “dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang berperan besar dalam penelitian kualitatif”. Menurut Wiyono (2007:81) bahwa “ada beberapa jenis bahan dokumentasi di antaranya dokumen pribadi, dokumen resmi, foto ataupun bahan statistik”. Dokumentasi juga dapat dijadikan peneliti sebagai pembanding antara informasi yang telah diperoleh melalui hasil observasi dengan hasil wawancara. dokumentasi dapat membantu peneliti dapat menjawab fokus penelitian, seperti: (1) profil sekolah, (2) visi, misi dan tujuan, (3) akreditasi setiap jurusan, dan (4) struktur organisasi sekolah. Dokumen tersebut dibutuhkan oleh peneliti agar dapat dijadikan sumber data non manusia yang dipilih berdasarkan dengan fokus penelitian, yaitu mengenai pemasaran jasa pendidikanmelalui media cetak dan elektronik di SD BSS.
F.   Analisis Data
Analisis data merupakan proses pengaturan data yang telah diperoleh dalam melakukan pengumpulan data berdasarkan hasil observasi. Data tersebut oleh peneliti yang disusun secara sistematis, sehingga data yang diperoleh terperinci dan sesuai dengan fokus penelitian. Menurut Patilima (2013:91), bahwa proses analisis data yang harus diperhatikan peneliti adalah:
(1)           Transkrip wawancara, (2) transkrip kelompok terfokus, (3) catatan lapangan dari pengamatan, (4) catatan harian peneliti, (5) catatan kejadian penting lapangan, (6) anotasi, catatan yang berisikan istilah-istilah di lapangan yang tidak dikenal pembaca, (7) memo dan refleksi peneliti, (8) rekaman video dan kamera.

Pada penelitian ini, teknik alaisis data yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut:
a)    Peneliti mulai dari proses perencanaan kegiatan, mengumpulkan data dan informasi yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi;
b)   Hasil pengamatan peneliti maupun literatur buku kemudian membandingkan hasil temuan di lapangan dan dihubungkan pada fokus penelitian;
c)    Rangkaian diungkapkan evaluasi kegiatan yang dilakukan, ditarik kesimpulan dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hal ini dimaksudkan untuk memberi alternatif pemecahan masalah dari permasalahan yang ada dan sebagai jawaban dari fokus penelitian.
G. Pengecekan Keabsahan Data
Penelitian melakukan pengecekan keabsahan data dilakukan untuk mengecek keandalan dan keaslian temuan dalam penelitian. Pengecekan data dapat dilakukan dengan cara seperti berikut:
1.    Triangulasi
Keabsahan data menurut Wiyono (2007:82) “triangulasi merupakan teknik mengecek kebenaran data dengan membandingkan data dari sumber lain”. Mengacu pada pendapat moleong (2010:178) “triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Sejalan dengan pernyataan Ulfatin (2013:271) bahwa “triangulasi adalah pemeriksaan/pengecekan keabsahan data dengan menggunakan: (1) banyaknya sumber data, (2) banyaknya teknik pengumpulan data, (3) banyak waktu, (4) banyak penyidik”. Berdasarkan kedua pendapat tersebut, teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sumber lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua teknik triangulasi, yaitu triangulasi sumber dan triangulasi pengumpulan data. Triangulasi sumber digunakan peneliti dengan cara mencari sumber lain sebagai pembanding data antara dengan yang diperoleh dari narasumber dengan sumber/informan yang berbeda. Peneliti menanyakan hal yang sama kepada beberapa orang yang terlihat dalam pemasaran jasa pendidikanmemalui media cetak dan elektronik. Sedangkan dalam triangulasi pengumpulan data, peneliti melakukan pengecekan data yang diperoleh melalui hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi.
2.    Pengecekan Anggota (Member Cheks)
Peneliti melakukan pengecekan anggota pada saat melakukan pengumpulan data melalui teknik wawancara yang dilakukan. Hasil wawancara tersebut, dirangkumnya dalam bentuk catatan lapangan. Peneliti kemudian menanyakan kembali kepada informan. Jika data tersebut benar, maka informan memberikan tanda tangan pada catatan lapangan yang dibuat peneliti.
3.    Perpanjangan Waktu Pengamatan
Peneliti menentukan lama waktu pengamatan karena data yang dikumpulkan. Perpanjangan waktu pengamatan membuat hubungan antara peneliti dan informasi semakin akrab, terbuka, saling mempercayai, sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan. Selain itu semakin laam waktu pengamatan yang dilakukan, semakin dalam dan semakin banyak data yang dikumpulkan.
4.    Kecukupan Referensi
Pada saat melakukan penelitian berlangsung peneliti memerlukan pendukung untuk membuktikan data yang ditemukan di lapangan. Ulfatin (2013:274) menyatakan bahwa “kecukupan referensial merupakan adanya bahan-bahan sebagai bukti pendukung untuk membuktikan data yang ditemukan peneliti”. Peneliti dalam mengumpulkan data menggunakan alat bantu elesktronik, alat perekam suara digunakan peneliti untuk merekam percakapan melalui hasil wawancara. Selain itu, peneliti menggunakan kamera untuk memotret subjek penelitian. Hal ini dilakukan peneliti agar penelitian yang dilakukan dapat menangkap keseluruhan data dan penelitian ini dapat dipercaya.
H.  Tahap-Tahap Penelitian
Ulfatin (2004:41) menyatakan “tahap-tahap yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian secara umum dapat dijabarkan menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyusunan laporan”.
1.    Persiapan (Pra Lapangan)
Tahap persiapkan yang dilakukan peneliti meliputi: (1) menyusun rancangan, (2) memilih lapangan, (3) menjajaki dan menilai keadaan, (4) menyiapkan intrumen. Peneliti menyusun eancangan penelitian yang akan dilakukan, berangkat dari permasalahan pemasaran jasa pendidikan yang dilakukan sekolah tersebut. Pemilihan lokasi penelitian yang digunakan sebagai sumber data adalah di SD Brawijaya Smart School. Setelah kelangkapan administrasi diperoleh sebagai bekal legalisasi kegiatan peneliti melalui pembuatan surat pengantar dari pihak Jurusan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang ditujukan kepada Kepala Sekolah SD Brawijaya Smart School. Stuid pendahuluan merupakan suatu tahap awal dalam menajajki pengamatan di lokasi penelitian dan sosialisasi diri dengan keadaan, karena peneliti sebagai pengumpul data (instrumen). Peneliti berperan secara langsung ke lapangan untuk mengumpulkan sejumlah informasi yang dibutuhkan.
2.    Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dalam penelitian ini meliputi: (a) pengumpulan data, (b) pengolahan data, dan (c) menarik kesimpulan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang diambil secara langsung dari setting alami, penentuan sampel secara purposif. Peneliti sebagai instrumen pokok, lebih menekankan pada proses daripada produk, sehingga bersifat deskriptif analitik.
Pengolahan data disusun berdasarkan data yang diperoleh melalui hasil dari observasi, dan wawancara pada informan kemudian direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang poko, difokuskan pada hal-hal yang penting dan relevan. Dengan demikian akan memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hsil pengamatan. Data yang diperoleh dikategorisasikan menurut fokus penelitian dair catatan-catatan tertulis lapangan dan hasil wawancara dari informan sesuai dengan pertanyaan yang dibuat oleh peneliti. Setelah dianalisis, langkah selanjutnya adalah menarik kesimpulan. Kesimpulan yang diambil sesuai dengan fokus penelitian.
3.    Pelaporan
Tahap ini dilaksanakan berdasarkan sistematika yang telah ditentukan berdasarkan hasil temuan yang diperoleh dari kenyataan di lapangan melalui teknik observasi, wawancara dengan narasumber yang terkait dengan fokus, serta dokumentasi yang dapat mendukung keaslian penelitian. Pelaporan penelitian ini disusun dalam bentuk karya ilmiah berdasarkan pedoman penulisan karya ilmiah Universitas Negeri Malang dengan melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing secara intensif.



DAFTAR RUJUKAN

Daryanto, M. 2006. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Asdi Mahasatya.
Geocitis. 2013. (Online), (http://www.geocities.ws/bukukmhdi/bpo23.html) diakses 25 Januari 2015.
Hutagalung. 2014. Perencanaan Kerja Public Relation, (Online), (https://dumahutagalung.wordpress.com/2014/06/14/program-perencanaan-kerja-public-relations/) diakses 26 Januari 2015.
Maisyaroh. 2004. Bahan Ajar: Hubungan Masyarakat. Malang: AP FIP UM.
Maulana, D. 2011. Pengertian Facebook dan Sejarah Facebook. (Online) (https://dikamaulana.wordpress.com/2011/07/02/pengertian-facebook-dan-sejarah-facebook/). Diakses 18 Maret 2015.
Minarti, S. 2012. ManjamenSekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Nasution, Z. 2010. Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan: Konsep, Fenomena, dan Aplikasinya. Malang: UMM Press.
Sardi, A. 2011. Teknik dan Bentuk Hubungan Sekolah dengan Masyarakat, (Online), (http://ilmukami.blogspot.com/2011/01/teknik-dan-bentuk-hubungan-sekolah.html), diakses pada tanggal 14 Januari 2015.
Suryosubroto, B. 2004. Humas dalam Dunia Pendidikan. Yogyakarta: Mitra Gama Widya.
Suryosubroto, B. 2012. Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sutisna, O. 1989. Administrasi Pendidikan: Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional. Bandung: Angkasa.
Tim Dosen AP UPI. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Wijaya, D. 2012. Pemasaran Jasa Pendidikan. Jakarta: Salemba Empat.
Wikipedia. 2014. Pengertian Sosial Media. (Online), (http://id.m.wikipedia.org/wiki.html). Diakses 18 Maret 2015.