PEMASARAN JASA PENDIDIKAN MELALUI MEDIA CETAK DAN ELEKTRONIK
(Studi Kasus di SD Brawijaya Smart School)
PROPOSAL
PENELITIAN
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah
Metodologi Penelitian Kualitatif
yang dibina oleh Bapak Prof. Dr. H.
Muhammad Huda A.Y., M.Pd
Oleh
Ulfatul
Jannah
130131600377
UNIVERSITAS
NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU
PENDIDIKAN
JURUSAN
ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Desember 2015
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR
ISI........................................................................................................
i
BAB I PENDAHULUAN
A. Konteks
Penelitian.................................................................................... 1
B. Fokus
Penelitian........................................................................................ 2
C. Tujuan........................................................................................................ 3
D. Kegunaan
Penelitian ................................................................................. 3
E. Definisi
Istilah .......................................................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep
Dasar Pemasaran Jasa Pendidikan............................................... 6
1.
Sasaran Pemasaran Jasa Pendidikan
................................................... 7
2.
Komponen Pemasaran Lembaga
Pendidikan...................................... 14
3.
Faktor-Faktor Kunci dalam
Kesuksesan Proses Pemasaran Lembaga Pendidikan 15
B. Pemasaran
Jasa Pendidikan melalui Media Cetak dan Elektronik............ 17
1.
Pemasaran Melalui Orang.................................................................... 17
2.
Buku Sebaran ..................................................................................... 18
3.
Materi Tertulis Lainnya....................................................................... 19
4.
Media ................................................................................................. 19
5.
Periklanan ........................................................................................... 20
6.
Pertemuan Terbuka dan Kegiatan
Lainnya......................................... 20
7.
Video Promosi..................................................................................... 20
8.
Promosi Kelompok ............................................................................. 20
9.
Teknik-Teknik Komunikasi Lainnya................................................... 21
BAB III METODE
PENELITIAN
A. Pendekatan
dan Jenis Penelitian............................................................... 22
B. Kehadiran
Peneliti..................................................................................... 23
C. Lokasi
Penelitian....................................................................................... 23
D. Sumber
Data ............................................................................................. 24
E. Prosedur
Pengumpulan Data .................................................................... 25
F. Analisis
Data ............................................................................................ 27
G. Pengecekan
Keabsahan Data ................................................................... 28
H. Tahap-Tahap
Penelitian ............................................................................ 30
DAFTAR
RUJUKAN.......................................................................................... 32
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini memaparkan tentang: (a) konteks penelitian, (b) fokus
penelitian, (c) tujuan penelitian, (d), kegunaan penelitian, dan (e) definisi
istilah.
A.
Konteks
Penelitian
Pendidikan
merupakan proses untuk membentuk seseorang
menjadi individu yang memiliki pengetahuan dan berkarakter kuat. Selain
itu, proses pendidikan juga ditujukan untuk menyiapkan kedewasaan dan
kematangan seseorang, baik proses pendidikan yang diperoleh dari pendidikan
formal maupun pendidikan nonformal. Pendidikan memegang peranan penting dalam
proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Kesuksesan pelaksanaan program
pendidikan di sekolah dapat dilihat dari seberapa besar tingkat partisipasi masyarakat
untuk ikut mensukseskan program pendidikan karena pendidikan tidak pernah
terlepas dari partisipasi masyarakat. Adanya pendidikan adalah untuk
masayarakat. Di zaman yang semakin berkembang, persaingan lembaga pendidikan
untuk menarik minat pelanggan banyak upaya-upaya yang dilakukan. Salah satu
upaya yang dilakukan adalah cara pemasaran yang dilakukan sekolah untuk menarik
minat para pelanggan pendidikan. Pemasaran jasa pendidikan sangat penting
dilakukan oleh suatu lembaga pendidikan. Selain hal tersebut, juga harus ada
manajemen hubungan sekolah dan masyarakat. Suatu sekolah dapat dikatakan baik
jika hubungan sekolah dan masyarakat juga terjalin dengan baik pula. Beberapa
upaya dilakukan oleh sekolah untuk menjalin hubungan baik dengan masyarakat yang
bertujuan agar masyarakat juga mendukung dan dapat berpartisipasi aktif dalam
penyelenggaraan pendidikan.
Semakin maraknya
persaingan antara satu lembaga pendidikan dengan lembaga pendidikan yang lain,
maka mendorong suatu sekolah untuk selalu melakukan inovasi baru untuk dapat
menarik minat pelanggan. Inovasi yang dilakukan dapat berupa pembaharuan teknik
pemasaran jasa pendidikan yang digunakan. Oleh karena itu sekolah harus selalu
menciptakan inovasi-inovasi baru untuk dapat bersaing dengan lembaga pendidikan
yang lain dan dapat disesuaikan dengan perkembangan teknologi. Sekolah harus
selalu dapat mempertimbangkan teknik pemasaran yang akan digunakan agar dapat
sesuai dengan perkembangan zaman agar nantinya dapat bersaing dengan dunia
global.
Berdasarkan
fenomena tersebut peneliti memilih lokasi untuk melaksanakan penelitian yang
terkait dengan teknik hubungan sekolah dan masyarakat melalui media cetak dan
elektronik di SD Brawijaya Smart School (SD BSS) yang merupakan salah satu
sekolah dasar swasta favorit di Kota Malang terbukti dengan banyaknya peserta
didik dan suksesnya pelaksanaan humas di SD BSS. Brawijaya smart
school (BSS) merupakan lembaga
pendidikan dasar swasta yang berada dibawah naungan UPT BSS UB. Saat ini SD BSS
meraih akreditasi A, ( Amat Baik). Oleh karena itu, SD BSS mampu menarik
perhatian masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya disana.
B. Fokus
Penelitian
Berdasarkan uraian pada konteks
penelitian, fokus penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah
gambaran makna pemasaran jasa pendidikan yang digunakan di SD BSS?
2. Siapakah
sasaran pemasaran jasa pendidikan di SD BSS?
3. Faktor
kunci apa sajakah yang digunakan untuk mencapai kesuksesan proses pemasaran
jasa pendidikan?
4. Teknik
apa saja yang paling efektif digunakan untuk mensukseskan pemasaran jasa
pendidikan?
C. Tujuan
Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian yang
telah dijabarkan, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan
gambaran makna pemasaran jasa pendidikan;
2. Mendeskripsikan
sasaran pemasaran jasa pendidikan di SD BSS;
3. Mendeskripsikan
faktor kunci yang digunakan untuk mencapai kesuksesan proses pemasaran jasa
pendidikan;
4. Mendeskripsikan
teknik yang paling efektif digunakan dalan pemasaran jasa pendidikan.
D. Kegunaan
Penelitian
Hasil dari penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Adapun kegunaan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagi
kepala sekolah SD Brawijaya Smart School, dhiarapkan hasil penelitian ini dapat
mengevaluasi penggunaan teknik pemasaran jasa pendidikan yang digunakan agar
tetap dapat bersaing dengan lembaga swasta dasar lainnya;
2.
Bagi Wakil Humas, diharapkan dapat
mempertahankan eksistensi sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan dasar
swasta favorit yang terdapat di Kota Malang dan tetap menjaga kepercayaan
pelanggannya (masayarakat);
3.
Bagi para dosen dan ketua Jurusan
Administrasi Pendidikan (AP), perolehan hasil penelitian ini dapat menambah
referensi tentang manajemen kehumasan dalam memasarkan lembaga pendidikan
khususnya jurusan Administrasi Pendidikan;
4.
Bagi peneliti lainnya, hasil riset ini
dapat digunakan sebagai literatur kepustakaan dalam bidang pendidikan khususnya
sekolah dasar tentang penggunaan teknik kehumasan berdasarkan substansi
hubungan masyarakat (humas).
E. Definisi Istilah
Kemudahan dalam
memahami isi penelitian agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam mengartikan
penelitian ini. Istilah-istilah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.
Pemasaran jasa
pendidikan merupakan aktivitas untuk memasarkan atau memperkenalkan sekolah
baik dari segi jasa yang ada, sarana dan prasarana, maupun program unggulan
yang ada di SD BSS.
2.
Media cetak
adalah suatu media yang mengutamakan pesan secara visual yang terdiri dari
lembaran dengan sejumlah kata atau gambar yang dapat menyampaikan informasi
sesuai dengan kebutuhan lembaga pendidikan.
3.
Media elektronik
adalah suatu alat yang menggunakan energi elektromagnetis bagi pengguna akhir
yang dapat dilihat serta dapat didengar oleh penggunanya sebagai media
penyampaian informasi.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
Bab ini berisi tentang uraian teori yang relevan
dengan fokus yang diteliti sebagai berikut ini: (a) konsep dasar pemasaran jasa
pendidikan, dan (b) pemasaran jasa pendidikan melalui media cetak dan
elektronik.
A. Konsep
Dasar Pemasaran Jasa Pendidikan
Menurut Menurut Lockhart dalam Wijaya (2012:16)
pemasaran jasa pendidikan adalah “cara untuk melakukan sesuatu dimana siswa,
orangtua siswa, karyawan sekolah, dan masyarakat menganggap sekolah sebagai
institusi pendukung masyarakat yang berdedikasi untuk melayani kebutuhan
pelanggan jasa pendidikan”. Selain itu Kotler dan Fox dalam Wijaya (2012:16)
mengemukakan “definisi pemasaran yang digunakan secara khusus pada sekolah
sebagai analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program yang
dirumuskan secara hati-hati, yang dirancang untuk menghasilkan pertukaran nilai
secara sukarela dengan pasar sasaran/pasar target jasa pendidikan untuk
mencapai tujuan sekolah”. Jadi dari berbagai pendapat tentang pengertian
pemasaran pendidikan, maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran jasa pendidikan
merupakan aktivitas untuk memasarkan atau memperkenalkan sekolah baik dari segi
jasa yang ada di sekolah, sarana dan prasarana sekolah, maupun program-program
unggulan yang ada di sekolah yang bertujuan untuk menjalin hubungan baik dengan
masyarakat agar masyarakat dapat berpartisipasi terhadap kesuksesan
penyelenggaraan pendidikan. Aktivitas pemasaran jasa pendidikan lebih dari
aktivitas penjualan, periklanan, dan promosi untuk menciptakan permintaan jasa
pendidikan. Pemasaran jasa pendidikan berarti meliputi segala aktivitas untuk
memperkenalkan sekolah serta sebagai alat untuk mengenalkan sekolah secara
konsisten dan efektif sebagai pilihan pendidikan terbaik bagi siswa dan
orangtua siswa yang merupakan aset bagi masyarakat.
Aktivitas pemasaran
jasa pendidikan merupakan aktivitas yang dilakukan oleh sekolah untuk
mengembangkan pemasaran jasa pendidikan, hubungan sekolah dan masyarakat, serta
komunikasi pemasaran jasa pendidikan. Alat pemasaran jasa pendidikan meliputi
brosur, surat kabar, periklanan, atau situs web (website) sekolah yang mendukung aktivitas pemasaran jasa
pendidikan. Pemasaran jasa pendidikan lebih dari aktivitas dan alat pemasaran
jasa pendidikan karena merupakan cara berpikir. Dalam hal ini, pemasaran jasa
pendidikan meliputi aktivitas untuk merancang penawaran jasa pendidikan,
memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar sasaran jasa pendidikan, serta
menggunakan kebijakan penentuan harga (pricing),
komunikasi, dan distribusi jasa pendidikan yang efektif untuk menginformasikan,
memotivasi, dan melayani pasar jasa pendidikan.
1. Sasaran Pemasaran
Jasa Pendidikan
Khalayak sasaran dalam
pemasaran atau promosi sekolah adalah mereka yang dapat menjadi masukan suatu
sekolah. Menurut Maisyaroh (2004:38) “sasaran pemasaran lembaga pendidikan
adalah calon peserta didik dan orangtua peserta didik, serta masyarakat luas
pada umumnya”.
Menurut Davies & Ellison dalam Maisyaroh (2004:38) “seluruh sasaran
tersebut apabila dikelompokkan terpusat dalam sasaran internal dan eksternal.
Yang dimaksud dengan sasaran internal adalah para guru, siswa dan staf yang
sedang bersekolah beserta orangtua/wali mereka, sasaran internal ini sering
disebut warga sekolah. Sedangkan sasaran/pasar eksternal adalah masyarakat atau
komunitas yang lebih luas yang tertarik terhadap sekolah yang dipasarkan atau
dipromosikan”.
Menurut Tim Dosen AP UPI (2009:342) pemasaran pendidikan
mempunyai 7 elemen pokok yaitu:
a.
Product, merupakan hal yang
paling mendasar yang akan menjadi
pertimbangan preferensi pilihan bagi customer,
merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada customer yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya.
Produk memiliki lima tingkatan, yaitu:
1)
Core benefit adalah manfaat dasar
yang sebenarnya dibeli oleh customer.
2)
Basic product atau versi dasar dari
suatu produk dalam hal ini adalah pengetahuan dan keterampilan yang memiliki
ciri khas.
3)
Expected product yaitu sejumlah atribut
yang menyertai diantaranya adalah kurikulum, silabus, tenaga pendidik dan lain
sebagainya.
4)
Augmented product merupakan produk
tambahan dengan tujuan agar berbeda dengan produk pesaing, misalnya output dari
lembaga tersebut mampu berbahasa inggris baik lisan maupun tulisan, komputer,
bahasa arab dan sebagainya.
5)
Potensial product yaitu seluruh tambahan
dan perubahan yang mungkin di dapat produk tersebut dimasa depan diantaranya
adalah pengakuan lulusan lembaga tersebut.
b.
Price, merupakan elemen yang
berjalan sejajar dengan mutu produk, dimana apabila mutu produk baik, maka
calon peserta didik berani membayar lebih tinggi sepanjang dirasa dalam batas
kejangkauan pelanggan pendidikan. Salah satu strategi yang sekarang di kembangkan
dibeberapa perguruan tinggi adalah skimming
price artinya adalah memasang harga yang setinggi-tingginya pada saat mulai
dipasarkan dengan jaminan bahwa produk yang ditawarkan memang berkualitas
tinggi sehingga tidak mengecewakan konsumennya akan tetapi ketika hendak
menetapkan harga sebaiknya lembaga pendidikan memperhatikan sasaran yang hendak
dicapai, yaitu:
1)
Sasaran yang berorientasi pada keuntungan yang bertujuan untuk mencapai
target pengembalian investasi, untuk memperoleh laba maksimum,
2)
Sasaran yang berorientasi pada penjualan yang bertujuan untuk meningkatkan
penjualan, mempertahankan atau meningkatkan market share,
3)
Sasaran yang berorientasi status quo yang bertujuan untuk menstabilkan
harga dan menghadapi pesaing.
c.
Place, adalah letak lokasi
sekolah mempunyai peranan yang sangat penting, karena lingkungan dimana jasa
disampaikan merupakan bagian dari nilai dan manfaat jasa yang dipersepsikan
cukup berperan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan pilihan. Yang perlu
diperhatikan adalah:
1)
Akses yaitu kemudahan mencapai lokasi,
2)
Vasibilitas yaitu lembaga tersebut dapat terlihat dengan jelas keberadaan
fisiknya,
3)
Lalu lintas dalam arti tingginya tingkat kemacetan akan mempengaruhi minat
customer terhadap penyediaan jasa tersebut,
4)
Tempat parker yang luas,
5)
Ekapansi yaitu dengan ketersediaan lahan untuk kemungkinan perluasan usaha,
6)
Persaingan yaitu dengan memperhitungkan lokasi pesaing kita,
7)
Peraturan pemerintah yaitu ketentuan pemerintah tentang peruntukan lahan
sesuai dengan stanar oelayanan minimum yang harus dianut oleh setiap lembaga
pendidikan.
d.
Promotion, merupakan suatu bentuk
komunikasi pemasaran yaitu aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan
informasi, mempengaruhi/ membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas
lembaga dan produknya agar tersedia menerima, membeli dan loyal pada produk
yang ditawarkan oleh lembaga tersebut. Yang harus dipertimbangkan adalah bentuk
komunikasi, khususnya iklan (advertising), penjualan personal (personal
selling), promosi penjualan (sales promotion) dan publisitas (publicity).
Cowel dalam Tim Dosen AP UPI (2009:344) secara garis besar tujuan promosi
adalah:
1)
Membangun kepedulian dan ketertarikan terhadap produk jasa dan lembaga
penyedia jasa,
2)
Membedakan jasa yang ditawarkan dan lembaga dari pesaing,
3)
Mengkomunikasikan dan menggambarkan kelebihan dari jasa yang tersedia atau
lembaga penyedia jasa tersebut,
4)
Membujuk customer untuk membeli
dan menggunakan jasa tersebut.
5)
Promosi ini lebih ini lebih diarahkan pada lembaga penyedia jasa pendidikan
sehingga pengaruh image lembaga tersebut berperan penting terhadap penjatuhan
pilihan customer, promosi yang
berlebihan mempunyai hubungan korelatif yang negatif daya tarik peminat.
e.
People, menyangkut peranan
pemimpin dan civitas akademika dalam meningkatkan cara lembaga, dalam arti
semakin berkualitas unsur pemimpin dan civitas akademika dalam melakukan
pelayanan pendidikan maka akan meningktkan jumlah cutomer. Juga merupakan pendidik yang seharusnya mempunyai empat
kompetensi, yaitu kompetensi pedagogi, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional.
1)
Kompetensi Pedagogik adalah:
a)
Memahami dengan baik-baik dan ciri-ciri peserta didik yang tumbuh dan
berkembang terus menerus,
b)
Memahami potensi-potensi anak didik dan cara membantu mengembangkan serasi,
seimbang dan total,
c)
Memahami teori bagaimana setiap anak memiliki karakteristik khusus yang
tidak sama,
d)
Menguasi berbagai model dan strategi pembelajaran sehingga murid
betul-betul belajar dengan efektif dan kreatif,
e)
Menguasi cara-cara menerapkan ICT dalam proses pembelajaran sehingga proses
pembelajaran berjalan dengan efektif,
f)
Menguasi bahasa Indonesia yang baik dan benar yang diperunakan sebagai
medium of instruction yang efektif,
g)
Menguasi bagaimana pendekatan pedagogic dalam setiap mebghadapi
permasalahan pembelajaran yang melibatkan peserta didik,
h)
Menguasai bagaimana merancang proses belajar mengajar yang komprehensiv
yang mencangkup berbagai unsur yang diperlukan dalam suatu proses pembelajaran
yang produktif,
i)
Menguasai sebagaimana menialai kemajuan belajar peserta didik secara total,
j)
Menguasai bagaimana membimbing anak bila menghadapi persoalan dalam
pembelajaran,
k)
Menguasai prinsip dan proses bagaimana mengelola proses belajar mengajar
termasuk mengelola kelas sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif dan
hidup serta memungkinkan terjadinya dan tumbuhnya kratifitas anak dalam
pembelajaran.
2)
Bidang kepribadian diantaranya:
a)
Memiliki komitmen dan kemauan tinggi dalam melakukan tugasnya sebagai guru
profesional,
b)
Memiliki rasa kasih sayang kepada peserta didik tanpa membeda-bedakan,
c)
Memiliki rasa tanggung jawab yang kokoh dlam melaksankan fungsinya sebagai
guru,
d)
Beraklak mulia.
3)
Bidang professional diantaranya:
a)
Menguasai substansi atau materi atau isi teaching subjects atay mata
pelajaran yang menjadi bidang keahlian,
b)
Menguasi learning equipment dan earning resources yang diperlakukan dalam
proses belajr mengajar,
c)
Menguasai bagaimna mengelola learning resources dari lingkungan hidup
sehingga dapat dipergunakan untuk mendukung proses pembelajaran,
d)
Menguasi bagaimana menerapkan teknologi informasi dalam upaya meningkatkan
efektivitas belajar anak,
e)
Menguasai bagaimana menyusun rencana pelajaran yang mengemas isi, media
teknologi dan values dalam setiap proses pembelajaran.
4)
Bidang Sosial, adalah:
a)
Memahami berbagai faktor yang berpengaruh dalam menciptakan lingkungan
belajar yang mendukung proses pembelajaran,
b)
Mengerti berbagai faktor sosial-kultural dan ekonomi yang berpengaruh
terhadap proses pendidikan peserta didik,
c)
Memahami pentingnya hubungan antara sekolah dengan orangtua dan disekolah
secara langsung atau tidak langsung,
d)
Mengerti nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dan dijunjung tinggi oleh
masyarakat yang merupakan watak dan kepribadian peserta didik,
e)
Memahami pendekatan-pendekatan yang diterapkan disekolah untuk menarik
masyarakat untuk berperan serta dalam pendidikan putra-putri mereka disekolah
sesuai dengan kapasitas dan fungsi mereka,
f)
Menguasai dan memahami perubahan-perubahan akubat dampak globalisasi yang
mempengaruhi keseluruhan aspek kehidupan termasuk proses pembelajaran dan
bagaimana mengendalikan perubahan tersebut agar tidak terjadi pengaruh nagatif
terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.
f. Physical evidence, merupakan sarana dan prasarana yang mendukung proses penyampaian jasa
pendidikan sehingga akan membantu tercapainya janji lembaga kepada pelangganya.
g. Process, proses penyampaian jasa pendidikan merupakan inti dari seluruh
pendidikan, kualitas dalam seluruh elemen yang menunjang proses pendidikan
menjadi hal yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan proses
pembelajaran sekaligus sebagai bahan evaluasi terhadap pengelolaan lembaga
pendidikan dan citra yang terbentuk akan membentuk circle dalam merekrut pelanggan pendidikan.
2.
Komponen Pemasaran Lembaga Pendidikan
Menurut Maisyaroh (2004:40) komponen pemasaran Lembaga Pendidikan yaitu:
a.
Komponen input
b.
Komponen proses
Komponen proses meliputi:
1)
Strategic Intent
Strategic Intent adalah suatu proses
mengikat dan memadukan semua komponen yang memfokus dan mengarah pada tujuan,
visi, dan misi sekolah. Ini berarti tujuan, visi, misi sekolah hendaknya
dijadikan sebagai fokus pemasaran sekolah.
2)
Strategic Market
Analysis
Strategic Market
Analysis adalah kegiatan
yang berkenaan dengan penelitian pasar ke sejumlah area kunci, yaitu lingkungan
sekolah, competitor, klien, produk, dan layanannya. Apabila analisis ini telah
dilakukan, pengelola sekolah mengintegrasikan dan mengintrepretasikan temuannya
sebelum membuat keputusan tentang implementasi strategi pemasaran.
3)
Marketing
Implementation (Implementasi Pasar)
Tahap ketiga dalam
proses pemasaran setelah dilakukan strategi analisis yaitu implementasi
pemasaran. Kegiatan yang perlu dilakukan yaitu pendekatan dan teknis pemasaran,
implementasi rencana pemasaran, dan evaluasi pemasaran.
c.
Komponen output
Komponen output tampak pada lulusan sekolah. Output yang berkualitas
diindikasikan pada lulusan yang dapat menyesuaikan diri dan diterima di masyarakat,
diterima di lapangan kerja atau diterima di jenjang pendidikan yang lebih
tinggi. Kalau semua komponen input, proses dan output berkualitas maak secara
internal lembaga pendidikan sudah baik. Kalau lembaga pendidikan baik maka
masyarakat akan memandang positif terhadap keberadaan lembaga pendidikan.
3.
Faktor-Faktor Kunci dalam Kesuksesan Proses
Pemasaran Lembaga Pendidikan
Menurut Lupiyoadi dan Hamdani dalam
Wijaya (2012:24) ada lima langkah yang dapat dilakukan untuk meraih kesuksesan
pemasaran jasa (termasuk jasa pendidikan), yaitu sebagai berikut:
a. Memperbaruhi jasa
pendidikan yang ditawarkan.
Sekolah sebaiknya
menyesuaikan diri dan memperbarui jasa pendidikan yang ditawarkan, dibandingkan
dengan melakukan rancangan paket jasa pendidikan yang sempurna ketika
peluncuran jasa pendidikan. Hal ini didasarkan pada teori ekonomi sektor jasa,
yaitu pergeseran kurva kebutuhan konsumen dan dari kebutuhan untuk melakukan
perluasan jasa kemudian berkembang menjadi segmen majemuk.
b. Melokalisasi sistem
titik pelayanan (point of service) jasa
pendidikan.
Masalah yang
dihadapi pemasar jasa pendidikan adalah penggunaan jasa pendidikan karena jasa
pendidikan tidak dapat disimpan sehingga harus digunakan sesegera mungkin
apabila dibutuhkan. Sekolah merupakan produsen jasa pendidikan, sehingga harus
selalu meningkatkan kemampuannya untuk menyediakan jasa pendidikan yang
dimilikinya agar memudahkan pelanggan jasa pendidikan memperoleh jasa
pendidikan. Sekolah perlu meniru distribusi jasa koran karena dampak penting
penyampaian produk jasa pendidikan bagi pelanggan jasa pendidikan dari segi
sistem lokalisasi titik pelayanan adalah masalah distribusi jasa pendidikan.
c. Melakukan kontrak
jasa pendidikan untuk mengikat pelanggan jasa pendidikan.
Pemasar jasa
pendidikan harus berusaha menarik dan mempertahankan pelanggan jasa pendidikan
dengan menggunakan sistem kontrak jasa pendidikan atau memberikan status
keanggotaan (member) melalui
fasilitas dan kemudahan tertentu.
d. Menggunakan kekuatan
informasi jasa pendidikan.
Jasa pendidikan
sangat peka terhadap kemajuan teknologi dan informasi karena data pelanggan
jasa pendidikan, transaksi jasa pendidikan, dan karyawan sekolah merupakan
informasi penting, sehingga dapat membedakan kita dengan sekolah kompetitor
yang mempengaruhi kualitas jasa pendidikan.
e. Menentukan nilai
strategis jasa pendidikan bagi pelanggan jasa pendidikan.
Penilaian terhadap
nilai strategis jasa pendidikan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
1) Seberapa besar
ukuran dan pertumbuhan subsegmen usaha jasa pendidikan? Bagaimana tingkat
permintaan jasa pendidikan?
2) Bagaimana tingkat
persaingan jasa pendidikan? Apakah terjadi penawaran jasa pendidikan yang
berlebihan?
3) Apakah sekolah telah
menunjukkan kekuatannya untuk memperbaiki kualitas jasa pendidikan?
4) Seberapa baik sistem
titik pelayanan jasa pendidikan telah terlokalisasi?
5) Apakah kecenderungan
untuk berpindah (switching) ke jasa lainnya telah menjadi hambatan tersendiri?
Apakah dibutuhkan kontrak jasa pendidikan untuk mengantisipasinya?
6) Apakah kekuatan
informasi jasa pendidikan itu sangat penting atau justru menjadi ancaman?
B. Pemasaran Jasa Pendidikan melalui Media Cetak dan
Elektronik
Menurut Maisyaroh (2004:38) teknik pemasaran lembaga pendidikan antara
lain:
a.
Pemasaran Melalui Orang
Komunikasi lisan perlu dilakukan oleh setiap individu. Komunikasi ini
perlu dikelola secara baik. Terkait dengan program humas, komunikasi lisan yang
perlu dikelola dengan baik yaitu siswa, orangtua, para pejabat profesional, dan
masyarakat. Siswa dan orangtua siswa merupakan pasar internal suatu lembaga
pendidikan. Untuk itu pihak lembaga pendidikan perlu melakukan komunikasi yang
baik terhadap siswa dan orangtua siswa. Para pejabat profesional, guru-guru
senior, kepala sekolah dari sekolah lain juga perlu ada komunikasi yang baik,
seringkali orangtua bila menghadapi masalah tentang anaknya mereka
terkonsultasi dengan pejabat profesional ini. Selanjutnya masyarakat juga
diajak berkomunikasi masyarakat dapat menjadi kekuatan penentu image sekolah di
masyarakat secara luas.
b.
Buku Sebaran (Prospektus), Brosur dan Pamphlet
Prospektus adalah buku pedoman atau buku petunjuk yang berisi informasi
dasar tentang sekolah seperti nama kepala sekolah dan dewan penyelenggara
sekolah, kurikulum, perubahan kebijakan, dan ketentuan seragam siswa.
Prospectus seharusnya senantiasa menyajikan data-data yang terbaru, akurat dan
dicetak setiap tahun. Prospectus dirancang sebagai dokumen promosi yang menarik
yang dapat ditunjang oleh materi lain untuk promosi atau informasi. Kesan pertama
terhadap sekolah sangat penting dan hal ini dapat ditunjukkan dengan prospectus
yang dibuat dengan menonjolkan poin-poin penting tentang berbagai kelebihan
sekolah. Kesan ini dapat juga ditunjukkan dengan membuat foto yang
menggambarkan karakteristik sekolah yang dilengkapi teks dan grafik yang
merefleksikan harapan klien dalam komunitas sekolah tersebut.
Brosur adalah bentuk
singkat dari prospektus yang dapat memiliki isi yang sedikit berbeda dari
prospektus. Brosur digunakan untuk tujuan publisitas, biasanya menampilkan
informasi yang dibutuhkan bagi masyarakat luas. Brosur yang menarik membutuhkan
biaya pembuatan yang cukup tinggi.
Pamflet adalah jenis publikasi yang berbentuk kertas (ukuran A3/A4) yang
dilipat sedemikian rupa yang dapat disebarkan ke daerah yang lebih luas dan
mencakup calon siswa yang lebih beraneka ragam daripada prospektus atau brosur.
Seringkali pamflet lebih berharga karena menampilkan nama, jenis sekolah dan
denah sekolah dan informasi lainnya tentang sekolah. Sebuah pamflet hendaknya
menarik secara visual, menjelaskan tentang sekolah secara singkat dan jelas,
menggambarkan denah sekolah, menggambarkan visi, misi, tujuan dan kekuatan
sekolah, menggunakan kosakata yang sesuai dan menarik, menggunakan ilustrasi
yang baik. Kualitas pamflet tergantung pada pertimbangan biaya pembuatan dan
publikasi yang dilakukan oleh sekolah di daerah yang sama. Pamflet hendaknya
memiliki nilai lebih dibandingkan dengan publikasi sekolah lain (misalnya
dengan menampilkan gambar berwarna).
c.
Materi Tertulis Lainnya
Tulisan yang dimaksud berupa identitas lembaga (logo disertai
tulisan singkat identitas lembaga), surat menyurat secara umum, informasi
aplikasi pekerjaan, surat kabar, pilihan kurikulum sekolah dan booklet, rapor
sekolah atau catatan prestasi siswa, surat dan informasi tentang kunjungan
sekolah, laporan khusus untuk orangtua siswa.
d.
Media
Media lokal dan nasional bisa digunakan untuk mempromosikan
sekolah. Berbagai media elektronik juga sangat efektif untuk dimanfaatkan
sebagai media promosi sekolah. Sekolah juga dapat mendirikan sendiri media
promosi ini misalnya stasiun radio atau televisi. Telivisi adalah jenis
media yang dapat digunakan untuk mempromosikan sekolah pada masyarakat luas
(terutama setelah memperoleh prestasi yang sangat membanggakan) namun
membutuhkan biaya yang cukup mahal. Radio lokal dapat dipergunakan untuk
memperkenalkan sekolah lewat iklan yang lebih murah, efektif, dan mengena pada
klien(calon siswa). Selain itu sekolah dapat juga membuat iklan di surat kabar
daerah.
e.
Periklanan
Beberapa bentuk
alternatif periklanan sekolah: (1) lowongan kerja untuk staf atau guru dengan
tetap memperhatikan jenis media yang tepat dan efisien, (2) kegiatan sekolah,
kegiatan rutin atau insidental sekolah dapat pula diliput melalui surat kabar,
radio, pamflet, dan lain-lain untuk menariki perhatian calon siswa dan
orangtua, (3) rekrutmen siswa, beberapa sekolah menggunakan periklanan
ekstensif untuk menarik siswa baru (melalui surat kabar atau radio) maupun
tetap menggunakan cara yang etis dan sesuai, apalagi jika ditunjang dengan
pamflet ke sekolah lain.
f.
Pertemuan Terbuka dan Kegiatan Lain
Walaupun kegiatan formal terbuka sering diadakan untuk para orangtua calon
siswa baru, namun ada beberapa kesempatan untuk mempromosikan sekolah, yaitu
pertemuan terbuka, kegiatan seni budaya dan olahraga sekolah, partisipasi dalam
berbagai perlombaan, dan kegiatan persatuan orangtua murid.
g.
Video Promosi
Sekolah dapat memilih salah satu dari kedua hal berikut dalam pembuatan
video promosi: video yang dibuat oleh sekolah yang menunjukkan aspek-aspek
kehidupan sekolah, dan video yang diproduksi secara professional yang dapat
diperlihatkan kepada audiens yang lebih luas dan berkualitas lebih bagus.
h.
Promosi Kelompok
Beberapa ide pengembangan yang ada adalah pembentukan kelompok sekolah yang
bersatu untuk memasarkan paket pendidikan. Kerjasama antar sekolah dan
kontinuitas akan menarik perhatian orangtua siswa. Brosur pendidikan juga dapat
berupa brosur kerjasama (gabungan). Kelompok yang dapat dimanfaatkan misalnya
KKKS (Kelompok Kerja Kepala Sekolah), MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran),
dsb
i.
Teknik-Teknik Komunikasi Lainnya
Untuk meningkatkan
kesan dan reputasi sekolah, ada beberapa teknik yang bisa digunakan, yaitu nama
sekolah, seragam yang berbeda, papan nama petunjuk arah sekolah, dan lain-lain.
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini memaparkan
tentang: (a) pendekatan penelitian dan jenis penelitian, (b) kehadiran
peneliti, (c) lokasi penelitian, (d) sumber dana, (e) prosedur pengumpulan
data, (f) analisis data, (g) pengecekan keabsahan data, (h) tahap-tahap
penelitian.
A. Pendekatan dan Jenis
Penelitian
Penelitian ini
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi
kasus. Menurut Johnson & Christensen (2004:358) “Qualitative research
profer to study the world as it naturally occurs, without manipulating”.
Artinya pada penelitian kualitatif lebih mengamati dunia terjadi secara alami
tanpa manipulasinya. Sejalan dengan hal tersebut, penelitian kualitatif
merupakan “suatu proses penelitian yang dilakukan secara sistematis dan intensif
untuk memperoleh pengetahuan tentang fenomena sosial dengan menggunakan
fenomena sosial itu sendiri”. hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Wiyono
(2007:72) . Williams (dalam Moleong, 2010:5) menjelaskan “penelitian kualitatif
adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah dengan menggunakan metode
ilmiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah”.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka penelitian kualitatif lebih menekankan pada
pemahaman tentang fenomena sosial ditinjau dari subjek penelitian. Penelitian
ini menggunakan metodologi studi kasus (case study). Menurut Myers dalam
Saroso (2012:72) “penelitian dengan menggunakan studi kasus peneliti perlu
menguasai teori dan hasil penelitian yang terperinci dan terkait dengan topik
yang diteliti”. pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif karena ingin mendeskripsikan dan menganalisis secara intensif dan
terperinci mengenai pemasaran jasa pendidikanmelalui media cetak dan elektronik
di SD Brawijaya Smart School.
Peneliti
mendeskripsikan pemasaran jasa pendidikanmelalui media cetak dan elektronik di
SD BSS dalam bentuk kata-kata tertulis dengan informasi yang didapat dari para
narasumber serta hasil pengmatan dan dokumentasi sekolah.
B. Kehadiran Peneliti
Peneliti merupakan
instrumen kunci dalam pengumpulan data sehingga peneliti dapat memperoleh data
yang sesungguhnya. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan Wiyono (2007:74)
“peneliti merupakan instrumen penelitian karena manusia memiliki sifat responsif,
adaptif, holistik, serta ekspansif, dan langsung”. Menurut Moleong (2005:163)
“ciri khas dari penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamat
berperan serta namun peranan peneliti adalah yang menentukan keseluruhan
skenarionya”. Peneliti dalam proses pengambilan data terlihat secara langsung
ke sasaran penelitian tanpa mengandalkan kuesioner, tes atau instrumen
penelitian lainnya. Kehadiran peneliti di lapangan mutlak diperlukan agar
tercipta hubungan dengan informan. Peneliti dalam kegiatan di lapangan
melakukan mempersiapkan rencana, mengumpulkan data yang dibutuhkan, menganalisa
hasil temuan, menyimpulkan hasil dan menyusun dalam laporan. Kehadiran peneliti
dalam melakukan penelitian secara langsung di lapangan maka data yang akan
diperoleh semakin akurat dan terpercaya.
C. Lokasi Penelitian
Lembaga pendidikan
yang akan diteliti adalah SD Brawijaya Smart School yang berada di Jalan
Cipayung Nomor 8 kelurahan Ketawang Gede Kecamatan Lowok waru Kota Malang. Luas
lahan sekolah yaitu kurang ± 2940 m2. Letak sekolah ini sangat
strategis karena terletak pada lintas kota yang lokasi sekolahnya berada di
wilayah Universitas Negeri Brawijaya Malang. Lokasi penelitian dapat dilihat
pada Gambar 1.1 seperti berikut:
Gambar 1.1 Peta
Lokasi SD Brawijaya Smart School
D. Sumber Data
Peneliti mendapatkan
data dengan mengumpulkan dara dari sumber primer dan sumber sekunder. Peneliti
menunjuk seseorang yang dapat memberikan data secara langsung tentang pemasaran
jasa pendidikan sedangkan untuk mengumpulkan data sekunder peneliti mendapatkan
dari dokumen sekolah. Dokumentasi ini berupa gambar, foto dan dokumen yang
terdiri dari dokumen pribadi serta resmi yang sesuai dengan fokus penelitian.
Peneliti menggunakan
informan kunci (key person) untuk mengetahui data sesuai dengan fokus
yang diteliti pada suatu wawancara. informan kunci diketahui saat peneliti
menjajaki lapangan yang merupakan informasi tahap awal yang didapat peneliti.
Hal ini sesuai dengan pendapat Ulfatin (2013:176) yang menyatakan “penetapan
informan kunci biasanya menunjuk pada orang yang diasumsikan memiliki banyak
informan tentang situasi yang terjadi terkait dengan fokus penelitian”. Namun
dalam penelitian ini selain informan kunci pemilihan layak atau tidaknya
informan yang ditentukan pengetahuan dan pengalaman peneliti.
E. Prosedur Pengumpulan
Data
Menurut Lodico,
Spaulding dan Voegtle (2010:15) “qualitative approaches collect data through
observation, interviews, and documen analysis and summarize the findings
primarily through narative or verbal means”. Artinya, pendekatan penelitian
kualitatif mengulkan data melalui analisis observasi, wawancara dan dokumentasi
serta merangkum temuan dengan narasi atau lisan. Dalam peneliti ini menggunakan
beberapa prosedur dalam pengumpulan data yang digunakan dalam memperoleh data
yang dibutuhkan untuk menjawab fokus penelitian yang telah dirancang. Prosedur
pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.
1. Observasi
Menurut Wiyono
(200&:78) bahwa “langkah pertama yang biasa dilakukan dalam proses
pengumpulan data kualitatif adalah mengadakan pengamatan dan observasi.
Observasi merupakan dasar memperoleh fakta sebelum menggunakan teknik pengumpulan
data lainnya”. Dalam penelitian ini peneliti menyajikan data yang diperoleh
sebagaimana yang ada pada saat penelitian. Melalui hal tersebut dapat diperoleh
data yang sesuai dengan fokus penelitian.
2. Wawancara
Wawancara adalah
percakapan yang dilakukan oleh peneliti dengan subjek penelitian. Sejalan
dengan pendapat Sugiyono (2012:317) “wawancara merupakan pertemuan dua orang
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikonsultasikan seksama dalam suatu topik tertentu”. Tujuan wawancara adalah
untuk memperoleh informasi yang lebih dalam, mengkonstruksi dan memproyeksi
mengenai orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan
dan kepedulian. Peneliti dalam beberapa tahapan yaitu: (1) menetapkan informan yang
akan diwawancarai, (2) menyusun draf pertanyaan, (3) melakukan wawancara sesuai
jadwal yang telah disepakati oleh kedua belah pihak, yaitu peneliti dengan
sekolah, (4) menghentikan wawancara apabila data yang diperoleh telah cukup
sesuai kebutuhan, dan (5) menyusun hasil wawancara dalam bentuk catatan
lapangan.
3. Dokumentasi
Peneliti memperoleh
fakta dan bukti melalui dokumentasi. Menurut Sugiyono (2012:329) “dokumen
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk, gambar,
atau karya-karya monumental dari seseorang”. Hal ini sejalan dengan Nasirin
(2009:610) “dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang berperan besar
dalam penelitian kualitatif”. Menurut Wiyono (2007:81) bahwa “ada beberapa
jenis bahan dokumentasi di antaranya dokumen pribadi, dokumen resmi, foto
ataupun bahan statistik”. Dokumentasi juga dapat dijadikan peneliti sebagai
pembanding antara informasi yang telah diperoleh melalui hasil observasi dengan
hasil wawancara. dokumentasi dapat membantu peneliti dapat menjawab fokus
penelitian, seperti: (1) profil sekolah, (2) visi, misi dan tujuan, (3)
akreditasi setiap jurusan, dan (4) struktur organisasi sekolah. Dokumen
tersebut dibutuhkan oleh peneliti agar dapat dijadikan sumber data non manusia
yang dipilih berdasarkan dengan fokus penelitian, yaitu mengenai pemasaran jasa
pendidikanmelalui media cetak dan elektronik di SD BSS.
F. Analisis Data
Analisis data
merupakan proses pengaturan data yang telah diperoleh dalam melakukan
pengumpulan data berdasarkan hasil observasi. Data tersebut oleh peneliti yang
disusun secara sistematis, sehingga data yang diperoleh terperinci dan sesuai
dengan fokus penelitian. Menurut Patilima (2013:91), bahwa proses analisis data
yang harus diperhatikan peneliti adalah:
(1)
Transkrip wawancara,
(2) transkrip kelompok terfokus, (3) catatan lapangan dari pengamatan, (4)
catatan harian peneliti, (5) catatan kejadian penting lapangan, (6) anotasi,
catatan yang berisikan istilah-istilah di lapangan yang tidak dikenal pembaca,
(7) memo dan refleksi peneliti, (8) rekaman video dan kamera.
Pada
penelitian ini, teknik alaisis data yang peneliti lakukan adalah sebagai
berikut:
a) Peneliti mulai dari
proses perencanaan kegiatan, mengumpulkan data dan informasi yang diperoleh
melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi;
b) Hasil pengamatan
peneliti maupun literatur buku kemudian membandingkan hasil temuan di lapangan
dan dihubungkan pada fokus penelitian;
c) Rangkaian
diungkapkan evaluasi kegiatan yang dilakukan, ditarik kesimpulan dari hasil
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hal ini dimaksudkan untuk memberi
alternatif pemecahan masalah dari permasalahan yang ada dan sebagai jawaban
dari fokus penelitian.
G. Pengecekan Keabsahan
Data
Penelitian melakukan
pengecekan keabsahan data dilakukan untuk mengecek keandalan dan keaslian
temuan dalam penelitian. Pengecekan data dapat dilakukan dengan cara seperti
berikut:
1. Triangulasi
Keabsahan data
menurut Wiyono (2007:82) “triangulasi merupakan teknik mengecek kebenaran data
dengan membandingkan data dari sumber lain”. Mengacu pada pendapat moleong
(2010:178) “triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu. Sejalan dengan pernyataan Ulfatin (2013:271)
bahwa “triangulasi adalah pemeriksaan/pengecekan keabsahan data dengan
menggunakan: (1) banyaknya sumber data, (2) banyaknya teknik pengumpulan data,
(3) banyak waktu, (4) banyak penyidik”. Berdasarkan kedua pendapat tersebut,
teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sumber lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data itu.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua
teknik triangulasi, yaitu triangulasi sumber dan triangulasi pengumpulan data.
Triangulasi sumber digunakan peneliti dengan cara mencari sumber lain sebagai
pembanding data antara dengan yang diperoleh dari narasumber dengan
sumber/informan yang berbeda. Peneliti menanyakan hal yang sama kepada beberapa
orang yang terlihat dalam pemasaran jasa pendidikanmemalui media cetak dan
elektronik. Sedangkan dalam triangulasi pengumpulan data, peneliti melakukan
pengecekan data yang diperoleh melalui hasil wawancara, observasi, dan
dokumentasi.
2. Pengecekan Anggota (Member
Cheks)
Peneliti melakukan pengecekan anggota pada saat
melakukan pengumpulan data melalui teknik wawancara yang dilakukan. Hasil
wawancara tersebut, dirangkumnya dalam bentuk catatan lapangan. Peneliti
kemudian menanyakan kembali kepada informan. Jika data tersebut benar, maka
informan memberikan tanda tangan pada catatan lapangan yang dibuat peneliti.
3. Perpanjangan Waktu
Pengamatan
Peneliti menentukan lama waktu pengamatan
karena data yang dikumpulkan. Perpanjangan waktu pengamatan membuat hubungan
antara peneliti dan informasi semakin akrab, terbuka, saling mempercayai,
sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan. Selain itu semakin laam waktu
pengamatan yang dilakukan, semakin dalam dan semakin banyak data yang
dikumpulkan.
4. Kecukupan Referensi
Pada saat melakukan penelitian berlangsung
peneliti memerlukan pendukung untuk membuktikan data yang ditemukan di
lapangan. Ulfatin (2013:274) menyatakan bahwa “kecukupan referensial merupakan
adanya bahan-bahan sebagai bukti pendukung untuk membuktikan data yang
ditemukan peneliti”. Peneliti dalam mengumpulkan data menggunakan alat bantu
elesktronik, alat perekam suara digunakan peneliti untuk merekam percakapan melalui
hasil wawancara. Selain itu, peneliti menggunakan kamera untuk memotret subjek
penelitian. Hal ini dilakukan peneliti agar penelitian yang dilakukan dapat
menangkap keseluruhan data dan penelitian ini dapat dipercaya.
H. Tahap-Tahap
Penelitian
Ulfatin (2004:41)
menyatakan “tahap-tahap yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian
secara umum dapat dijabarkan menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap
pelaksanaan, dan tahap penyusunan laporan”.
1. Persiapan (Pra
Lapangan)
Tahap persiapkan yang
dilakukan peneliti meliputi: (1) menyusun rancangan, (2) memilih lapangan, (3)
menjajaki dan menilai keadaan, (4) menyiapkan intrumen. Peneliti menyusun
eancangan penelitian yang akan dilakukan, berangkat dari permasalahan pemasaran
jasa pendidikan yang dilakukan sekolah tersebut. Pemilihan lokasi penelitian
yang digunakan sebagai sumber data adalah di SD Brawijaya Smart School. Setelah
kelangkapan administrasi diperoleh sebagai bekal legalisasi kegiatan peneliti
melalui pembuatan surat pengantar dari pihak Jurusan Administrasi Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang ditujukan kepada Kepala
Sekolah SD Brawijaya Smart School. Stuid pendahuluan merupakan suatu tahap awal
dalam menajajki pengamatan di lokasi penelitian dan sosialisasi diri dengan
keadaan, karena peneliti sebagai pengumpul data (instrumen). Peneliti berperan
secara langsung ke lapangan untuk mengumpulkan sejumlah informasi yang
dibutuhkan.
2. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan
dalam penelitian ini meliputi: (a) pengumpulan data, (b) pengolahan data, dan
(c) menarik kesimpulan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik
observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang diambil secara langsung dari
setting alami, penentuan sampel secara purposif. Peneliti sebagai instrumen pokok,
lebih menekankan pada proses daripada produk, sehingga bersifat deskriptif
analitik.
Pengolahan data disusun berdasarkan data yang
diperoleh melalui hasil dari observasi, dan wawancara pada informan kemudian
direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang poko, difokuskan pada hal-hal yang
penting dan relevan. Dengan demikian akan memberikan gambaran yang lebih tajam
tentang hsil pengamatan. Data yang diperoleh dikategorisasikan menurut fokus
penelitian dair catatan-catatan tertulis lapangan dan hasil wawancara dari
informan sesuai dengan pertanyaan yang dibuat oleh peneliti. Setelah
dianalisis, langkah selanjutnya adalah menarik kesimpulan. Kesimpulan yang
diambil sesuai dengan fokus penelitian.
3. Pelaporan
Tahap ini
dilaksanakan berdasarkan sistematika yang telah ditentukan berdasarkan hasil
temuan yang diperoleh dari kenyataan di lapangan melalui teknik observasi,
wawancara dengan narasumber yang terkait dengan fokus, serta dokumentasi yang
dapat mendukung keaslian penelitian. Pelaporan penelitian ini disusun dalam
bentuk karya ilmiah berdasarkan pedoman penulisan karya ilmiah Universitas
Negeri Malang dengan melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing secara
intensif.
DAFTAR RUJUKAN
Daryanto, M. 2006. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Asdi Mahasatya.
Hutagalung. 2014. Perencanaan
Kerja Public Relation, (Online), (https://dumahutagalung.wordpress.com/2014/06/14/program-perencanaan-kerja-public-relations/) diakses 26 Januari 2015.
Maisyaroh. 2004. Bahan Ajar: Hubungan Masyarakat. Malang: AP FIP UM.
Maulana,
D. 2011. Pengertian Facebook dan Sejarah Facebook. (Online) (https://dikamaulana.wordpress.com/2011/07/02/pengertian-facebook-dan-sejarah-facebook/). Diakses 18
Maret 2015.
Minarti,
S. 2012. ManjamenSekolah: Mengelola
Lembaga Pendidikan Secara Mandiri. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Nasution,
Z. 2010. Manajemen Humas di Lembaga
Pendidikan: Konsep, Fenomena, dan Aplikasinya. Malang: UMM Press.
Sardi,
A. 2011. Teknik dan Bentuk Hubungan
Sekolah dengan Masyarakat, (Online), (http://ilmukami.blogspot.com/2011/01/teknik-dan-bentuk-hubungan-sekolah.html), diakses pada
tanggal 14 Januari 2015.
Suryosubroto, B.
2004. Humas dalam Dunia Pendidikan.
Yogyakarta: Mitra Gama Widya.
Suryosubroto, B. 2012. Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sutisna, O. 1989. Administrasi
Pendidikan: Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional. Bandung: Angkasa.
Tim Dosen AP UPI.
2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Wijaya, D. 2012. Pemasaran Jasa Pendidikan. Jakarta:
Salemba Empat.
Wikipedia. 2014. Pengertian Sosial Media. (Online), (http://id.m.wikipedia.org/wiki.html). Diakses 18 Maret 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke blog saya. Silahkan memberi komentar dengan sopan